Antara Mimpi dan Kenyataan


Gue, siswi kelas 3 SMA yang sebentar lagi akan menempuh UN dan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, yakni mahasiswi Perguruan Tinggi. Seperti kebanyakan murid kelas 3 lainnya, tentunya dan wajib hukumnya bagi murid kelas 3 untuk menentukan pilihannya. Dan saat itu adalah saat saat tersulit buat gue. Apalagi saat gue ditanya “nanti mau ngelanjutin kuliah dimana?”. Gue selalu hanya tersenyum mendengar pertanyaan ini. Ini adalah suatu dilema buat gue. Karena gue belum tau bakal ngelanjutin kuliah dimana..

Teringat sejak ibu gue bercerita saat gue masih kelas 2 SMP, “dulu cita-cita ibu sempet pengen masuk psikologi. Tapi sama mbahkung disuruh masuk IPB” entah kenapa sejak saat itu gue mulai penasaran dengan psikologi, atau ilmu yang lebih dikenal masyarakat kita sebagai ilmu membaca kepribadian seseorang. Sejak saat itulah gue tertarik dan memutuskan untuk menjadi psikolog nantinya. Hingga akhirnya ketika guee masuk SMA dan diharuskan untuk memilih jurusan. Hasil psikotes menyatakan bahwa gue lebih baik masuk kelas IPS. Tapi orang tua gue menyarankan untuk masuk kelas IPA. Tanpa pikir panjang dan Alhamdulillah karena nilai gue juga mencukupi, akhirnya gue masuk kelas IPA. Namun mimpi gue masih belum berubah untuk melanjutkan ke fakultas Psikologi. Gue makin mantap dengan pilihan gue ini. Namun diakhir kelas 2 SMA gue baru sadar kalo hampir kebanyakan universitas di Indonesia meng-kategorikan jurusan ini ke dalam jurusan IPS. Saat itu gue sadar bahwa jalan gue mulai terhambat. Apalagi dengan keputusan kebijakan pemerintah saat ini yang makin membuat gue bingung. Gue ga menyalahkan kenapa ortu gue nyuruh gue masuk jurusan IPA, ga menyalahkan diri gue yang mengiyakan untuk masuk IPA, ga menyalahkan kebijakan pemerintah. Tak satu pun. Gue hanya berpikir gimana caranya gue bisa masuk fakultas Psikologi mewujudkan mimpi gue dengan kondisi gue saat ini. Gue ga mau ngebebanin biaya masuk universitas yang yah bisa dibilang saat ini cukup mahal.

Hingga saat ini jika ditanya mau kuliah dimana, gue hanya menjawab “Psikologi UI” “loh kenapa di UI kan itu IPS?” gue juga gatau kenapa. Tapi gue pengin belajar psikologi dan itu di UI. Ada yang bilang “kalo memang kamu mau jadi psikologi, kamu ga mesti ambil di UI kan?” gue cuma bisa bilang “itu mimpi gue”. Apa gue ga boleh bermimpi untuk jadi maba FPsi UI? Selama mimpi belum dilarang, gue akan terus bermimpi dan mewujudkannya.

0 komentar:

Posting Komentar